- Back to Home »
- Biologi Kelas XI »
- Proses Pembentukan Sperma dan Ovum
Posted by : Gaffarais
2 Jul 2013
PROSES PEMBENTUKAN SPERMA DAN OVUM
A. Proses
Pembentukan Sperma
Pembentukan
sperma berlangsung di dalam testis. Proses pembentukan atau pemasakan sperma
ini disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis
berawal dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus seminiferus.
Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang kromosom, mengalami pembelahan
mitosis menghasilkan spermatosit primer
yang juga mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer ini kemudian
mengalami pembelahan meiosis pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian tiap spermatosit
sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis kedua) menghasilkan 2 spermatid yang juga haploid. Spermatid kemudian
berdiferensiasi menjadi sperma yang telah masak. Sperma ini bersifat haploid.
Perhatikan Gambar 1.
Gambar 1. Tahap Spermatogenesis |
A. Proses
Pembentukan Ovum
Proses
pembentukan ovum disebut oogenesis. Perhatikan
Gambar 2. Proses ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio hingga dewasa,
oogonia (sel induk telur) di dalam ovarium mengalami perkembangan. Oogonium pada
masa embrio ini memperbanyak diri secara mitosis membentuk oosit primer. Saat
embrio berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase
profase. Kemudian oosit primer ini berhenti membelah hingga masa pubertas.
Gambar 2. Tahap Oogenesis |
Gambar 3. Oosit Sekunder di Tuba Fallopi |
Saat
wanita mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan
proses meiosis I. Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya
tidak sama. Sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang kecil disebut badan polar pertama. Perhatikan Gambar 3. Oosit sekunder
dikelilingi oleh folikel. Di bawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah
berkali-kali dan membentuk folikel de
Graaf (folikel yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga.
Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis
untuk menyekresikan Luteinizing Hormone
(LH). LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. Saat menjelang ovulasi ini,
meiosis I selesai. Oosit sekunder dan badan polar pertama melanjutkan
pembelahan dengan melakukan meiosis II dan berhenti pada metaphase II.
Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap oleh fimbriae
dan dibawa ke oviduk. Pelepasan oosit sekunder di ovarium dikenal dengan
istilah ovulasi. LH membuat sel-sel
folikel berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum memproduksi hormon
estrogen dan progesteron. Hormon progesteron akan menghambat LH yang
memungkinkan bertahannya korpus luteum. Jadi, pada saat ovulasi, yang dilepas
bukan ovum tetapi oosit sekunder pada tahap metafase II.
Jika terjadi pembuahan oleh spermatozoa, oosit sekunder
dan badan polar pertama akan melanjutkan tahapan meiosis II. Pembelahan oosit
sekunder menghasilkan 1 ootid dan 1 badan polar kedua, sedangkan badan polar
pertama akan menghasilkan dua badan polar kedua. Saat akan terjadi pembuahan,
ootid berdiferensiasi membentuk ovum, dan tiga badan polar yang menempel pada
ovum akan mengalami degenerasi.
Sel telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi
akan menuju uterus. Sementara itu, hormon progesterone dihasilkan dan akan
mempengaruhi penebalan dinding uterus sehingga siap terjadi implantasi. Jika
sel telur ini tidak dibuahi akan luruh dan dikeluarkan sebagai menstruasi (haid) bersama jaringan yang
terbentuk pada dinding uterus.
Terjadinya
menstruasi pertama menandakan seorang wanita mengalami pubertas. Pubertas
selain ditandai dengan menstruasi juga ditandai dengan aktifnya hormon seksual pada
wanita. Hormon inilah yang memacu perubahan fisik pada wanita dan terjadinya
menstruasi. Perubahan fisik tersebut di antaranya tumbuhnya payudara, pinggul
mulai melebar dan membesar, serta tumbuh rambut di ketiak dan kemaluan.
Sumber : (Biologi, Purnomo).
mohon dapusnya gan
ReplyDelete